SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA CATERING KOTA MALANG MENGGUNAKAN METODE MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING (MADM)


SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA CATERING KOTA MALANG MENGGUNAKAN METODE MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING (MADM)


SOFYAN ZAINURI (11.51.0012)
Tugas Paper SPK (Sistem Pendukung Keputusan), Moh. Ahsan S.Kom
S1 SI (Sistem Informatika), STMIK PPKAIA PRADNYA PARAMITA MALANG


Abstract — Permasalahan pengambilan keputusan merupakan proses pencarian opsi terbaik dari seluruh alternative fisibel. Multiple attribute decision making merupakan bagian dari problem pengambilan keputusan yang relatif kompleks, yang mengikutsertakan beberapa orang pengambil keputusan, dengan sejumlah berhingga kriteria yang beragam yang harus dipertimbangkan, dan masing-masing kriteria itu memiliki nilai bobot tertentu, dengan tujuan untuk mendapatkan solusi optimal atas suatu permasalahan. Salah satu metode yang digunakan untuk menangani permasalahan ini, adalah Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Konsep fundamental dari metode ini adalah penentukan jarak Euclide terpendek dari solusi ideal positif dan jarak Euclide terjauh dari solusi ideal negatif. Di akhir makalah akan dilakukan studi kasus, yang dapat memperjelas penggunaan metode TOPSIS pada permasalahan multiple attribute decision making.

Kata kunci : pengambilan keputusan, multiple attribute decision making, TOPSIS, solusi ideal positif, solusi ideal negatif

I.     Pendahuluan

Dalam kehidupan nyata terdapat bermacam-macam jenis keputusan. Ada keputusan yang mudah diambil, dan sudah tentu ada juga keputusan yang baru dapat diambil setelah dipertimbangkan segala macam aspek secara cermat. Ada keputusan yang hasilnya hanya membawa konsekuensi bagi fihak yang mengambil keputusan tersebut, ada juga keputusan yang menyangkut nasib orang banyak, seperti keputusan dalam bidang politik ekonomi yang diambil pemerintah suatu negara.
Manusia senantiasa dihadapkan pada kewajiban untuk pada waktu-waktu tertentu mengambil keputusan. Misalnya keputusan untuk bersekolah, keputusan untuk bekerja, keputusan untuk berlibur, keputusan untuk membeli barang-barang, keputusan untuk memilih pasangan hidup.
Dalam kenyataan bisa dilihat bahwa tidak semua keputusan yang diambil senantiasa membawa hasil seperti yang diinginkan. Berhasil dan tidaknya suatu keputusan tergantung dari berbagai faktor. Semakin banyak faktor yang harus dipertimbangkan, semakin relatif sulit juga untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan. Apalagi jika upaya pengambilan keputusan dari suatu permasalahan tertentu, selain mempertimbangkan berbagai faktor/kriteria yang beragam, juga melibatkan beberapa orang pengambil keputusan (expert). Permasalahan yang demikian dikenal dengan permasalahan multiple criteria decision making. Pada makalah ini akan dicoba dibahas metode TOPSIS, sebagai suatu upaya untuk menyelesaikan permasalahan multiple attribute decision making..

II.     LANDASAN TEORI

Sebelum mulai dengan mengemukakan definisi pengambilan keputusan, kiranya perlu disampaikan lebih dulu tentang apa pengertian keputusan itu. Menurut Ibnu Syam, keputusan sesungguhnya merupakan hasil pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya .
Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan (decision making), satu diantaranya, menurut Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih. Dapat pula dikatakan bahwa pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu di antara alternatif-alternatif yang dimungkinkan. Memang pada hakikatnya pembuatan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengambialan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah. Kerap kali masalah pengambilan keputusan merupakan satu segi saja, tetapi ada kemungkinan dapat saja terjadi masalah yang pemecahannya menghendaki dua hal kontradiksi terpecahkan.
Kesimpulan yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah : tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain. Kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat juga bersifat ganda (multiple objectives) dalam arti bahwa satu keputusan yang diambilnya itu sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih) yang sifatnya kontradiktif ataupun yang tidak kontradiktif.
Terry, mengemukakan bahwa dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan : intuisi, fakta, pengalaman, wewenang, sedangkan metode pengambilan keputusan adalah : operations research, linear programming, gaming, probability, ranking and statistical weighting.
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan itu didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Pendapat semacam ini banyak juga yang mendukungnya. Sebenarnya istilah fakta di sini perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan data itu merupakan bahan mentahnya informasi. Dengan demikian maka data harus diolah lebih dulu menjadi informasi, kemudian informasi inilah yang dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang memadai dikatakan sebagai keputusan yang sehat, solid, dan baik. Namun untuk mendapatkan informasi yang memadai, terkadang sulit. Informasi yang terpercaya itu datanya lebih dulu harus diolah dengan cermat.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual dan juga dapat dilakukan oleh sekelompok orang. Keputusan individual dibuat oleh seorang pengambil keputusan secara sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat oleh sekelompok orang, yang biasanya merupakan satu tim atau panitia.

III.     PEMBAHASAN

Suatu permasalahan multiple criteria decision making dapat digambarkan sebagai berikut :
C1 C2 … Cn dengan A1, A2, …, Am adalah alternatif-alternatif fisibel yang akan dipilih oleh pengambil keputusan, C1,C2, …, Cn menyatakan kriteria performanced yang diukur bagi alternatif A1, A2, …, Am, dan xij sebagai nilai dari alternatif Ai untuk kriteria Cj, serta wj adalah bobot kriteria dari Cj.
Salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan multiple criteria decision making adalah metode TOPSIS, dan berikut adalah prosedurnya :

Langkah 1
Hitunglah nilai rata-rata untuk setiap alternatif Ai berdasarkan kriteria Cj (j = 1, 2, …, n) dengan menggunakan formula berikut :
dengan xLij adalah nilai yang diberikan oleh pengambil keputusan L untuk alternatif Ai berdasarkan kriteria Cj, dan N adalah jumlah pengambil keputusan.

Langkah 2
Hitung matriks keputusan normal, dengan nilai normalisasi rij dihitung dengan menggunakan formula berikut :
dengan i = 1, 2, 3, …, m dan j = 1, 2, 3, …, n

Langkah 3
Hitung matriks keputusan bobot normalnya, dengan nilai normasilasi bobot vij dihitung dengan menggunakan formula berikut :
vij = rij . wj ; i = 1, 2, 3, …, m dan j = 1, 2, 3, …, n (4)
dengan wi adalah bobot ke-i dari suatu kriteria.

Langkah 4
Tentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatifnya, berturut-turut sebagai berikut :
dengan I adalah himpunan kriteria keuntungan (benefit) dan I’ adalah himpunan kriteria biaya.

Hitunglah jarak Euclide berdimensi-n untuk solusi ideal positif sebagai berikut :
; i = 1, 2, …, m
dan jarak Euclide berdimensi-n untuk solusi ideal negatif sebagai berikut :

; i = 1, 2, …, m

Hitunglah hampiran relatif untuk solusi idealnya. Hampiran relatif alternatif Ai terhadap A* didefinisikan sebagai berikut :
; i = 1, 2, …, m

langkah 5
Rankinglah alternatif-alternatif tersebut berdasarkan nilai Ci* pada langkah 4.

Studi Kasus
Bagian Konsumsi di STMIK PPKIA Pradnya Paramita ingin memesan makanan untuk acara maulid Nabi Muhammad SAW dengan alternatif:
A1        : Catering Kota Malang
A2        : Sofyan Catering
A3        : Astrid Catering

Analisis keputusan
Hal pertama adalah menentukan kriteria penilaian. Kriteria yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:

Langkah 1

Pembuatan table,
No
KRITERIA
KETERANGAN
1
C1
Tidak menggunakan MSG
2
C2
Tidak menggunakan bahan-bahan yang membahayakan
3
C3
Tidak menggunakan minyak curah
4
C4
Memiliki quality control
5
C5
Menjarnin sepenuhnya kehalalan makanan
6
C6
Murah

Kriteria dan Pembobotan

Teknik pembobotan pada criteria dapat dilakukan dengan beragai macam cara dan metode yang abash. Pase ini dikenal dengan istilah pra-proses. Namun bisa juga dengan cara secara sederhana dengan memberikan nilai pada masing-masing secara langsung berdasarkan persentasi nilai bobotnya. Sedangkan untuk yang lebih lebih baik bisa digunakan fuzzy logic. Penggunaan Fuzzy logic, sangat dianjurkan bila kritieria yang dipilih mempunyai sifat yang relatif.

Contoh Pembobotan criteria



Dari kriteria tersebut, maka dibuat suatu tingakat kepentingan kriteria berdasarkan nialai bobot yang telah ditentukan kedalam bilangan fuzzy. Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria sebagai berikut :
Sangat  Rendah  (SR)                     = 0
Rendah  (R)                                   = 0,25
Cukup  (C)                                     = 0,5
Tinggi  (T)                          = 0,75 
Sangat  Tinggi  (ST)            = 1

Langkah 2

Pembobotan (W)

No
KRITERIA
Nilai bobot
1
C1
0.15
2
C2
0.30
3
C3
0.10
4
C4
0.20
5
C5
0.10
6
C6
0.15
Total
1

Keterangan
A                : Catering yang dipesan
C                 : Kriteria
N                : Nilai bobot

Diubah ke dalam matrik keputusan sebagai berikut:



Langkah 3

Penghitungan Normalisasi

Untuk normalisai nilai, jika faktor kriteria cost digunakanan rumusan

Rii = ( min{Xij} / Xij)

Maka nilai-nilai normalisasi cost menjadi:

R11 = min{1;0.75;0.5} / 1        =             0.5 / 1               = 0.5
R21 = min{1;0.75;0.5} / 0.75    = 0.5 / 0.75          = 0.67
R31 = min{1;0.75;0.5} / 1        = 0.5 / 0.5                        = 1

R12 = min{0.5;0.5;0.5} / 0.5    = 0.5 / 0.5            = 1
R22 = min{0.5;0.5;0.5} / 0.5    = 0.5 / 0.5            = 1
R32 = min{0.5;0.5;0.5} / 0.5    = 0.5 / 0.5            = 1

R13 = min{0.8;0.6;0.6} / 0.8    = 0.6 / 0.8            = 0.75
R23 = min{0.8;0.6;0.6} / 0.6    = 0.6 / 0.6            = 1
R33 = min{0.8;0.6;0.6} / 0.6    = 0.6 / 0.6            = 1

Untuk normalisai nilai, jika faktor kriteria benefit digunakanan rumusan

Rii = ( Xij / max{Xij})

Maka nilai-nilai normalisasi benefit menjadi:

R14 =  1.00 / max{1; 0.5;0.25}                            = 1 / 1                           = 1
R24 =  0.50 / max{1; 0.5;0.25}                            = 0.5 / 1                        = 0.5
R34 =  0.25 / max{1; 0.5;0.25}                            = 0.25 / 1                      = 0.25

R15 =  1.00 / max{1; 0.5;0.25}                            = 1 / 1                           = 1
R25 =  0.50 / max{1; 0.5;0.25}                            = 0.5 / 1                        = 0.5
R35 =  0.25 / max{1; 0.5;0.25}                            = 0.25 / 1                      = 0.25

R16 =  0.50 / max{0.5; 0.75;0.25}     = 0.5 / 0.75 = 0.67
R26 =  0.75 / max{0.5; 0.75;0.25}     = 0.75 / 0.75            = 1
R36 =  0.25 / max{0.5; 0.75;0.25}     = 0.25 / 0.75            = 0.33


Tabel faktor ternormalisasi




Perangkingan


Keterangan:

Vi                = rangking untuk setiap alternatif
wj                = nilai bobot dari setiap kriteria
rij                = nilai rating kinerja ternormalisasi

V1               = 0,8505
V2               = 0,8005
V3               = 0,6745

Langkah 4

Berdasarkan matriks keputusan bobot normal, maka didapatkan solusi ideal positifnya adalah = {0.4738, 0.3698, 0.3833, 0.4155, 0.2105}, dan solusi ideal negatifnya adalah = {0.4044, 0.3426, 0.3420, 0.2637, 0.3977}.
Jarak Euclide untuk solusi ideal positif adalah :

0.1143
0.3309
0.307

dan jarak Euclide untuk solusi ideal negatifnya sebagai berikut : :

0.1924
0.2506
0.1875

serta hampiran relatif untuk solusi idealnya adalh :

0.6273
0.4310
0.3792

Langkah 5

Sehingga didapat tingkat ranking dari ketiga alternatif adalah A1 > A2 > A3, sehingga dipilih A1 sebagai kandidat terbaik pemilihan pemesanan catering.

IV.     KESIMPULAN

1.Hasil dari perhitungan sistem merupakan perangkaian nilai tertinggi ke rendah dan nilai tertinggi merupakan hasil yang dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan oleh user menentukan pemilihan pemesanan catering.
2.Aplikasi yang dibangun hanya sebagai media referensi bagi calon pembeli untuk memilih catering yang diinginkan.

References
[1]    Suryadi, K., dan Ramdhani, A. 2000. Sistem Pendukung Keputusan. Rosdakarya. Bandung.
[2]    Syamsi, I. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Bumi Aksara. Jakarta.
[3]    Winardi. 1981. Pengambilan Keputusan dalam Bidang Manjemen. Sinar Baru. Bandung
[4]    http://nzircui.wordpress.com/tag/decision/

Untuk lebih lengkapnya bisa unduh disini ya